Selasa, 01 Juli 2008

PEMBERITAAN MEDIA MASSA TERHADAP KASUS PEMBUBARAN ‘AHMADIYAH”

PendahuluanMuculnya aliran-aliran yang mengakui atau membawa nama gama islam, sudah lama merebak dikalangan masyarakat. Dan aliran-aliran itu sangat meresahkan masyarakat.seperti yang lagi hangat diperbincangkan saat ini yaitu, aliran ahmadiyah yang membawa nama agama islam. Tetapi aliran ini sudah melenceng dari ajaran islam, aliran ini tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir tetapi memunculkan nama Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi terakhir. Dengan begitu banyak pihak yang menginginkan Ahmadiyah segera dibubarkan.

Bentrokan Monas 1 juni lalu, terjadi karena ada sekelompok massa yang menamakan diri sebagai Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Hal ini menyebabkan pro dan kontra dikalangan masyarakat dan tidak diterima oleh beberapa pihak salah satunya aktivis islam FPI (Front Pembela Islam) yang menuntut agar ahmadiyah segera dibubarkan dan tidak setuju dengan keputusan AKKBB yang berpihak kepada ahmadiyah. FPI juga melakukan tindakan anarkis. Seperti aksi pukul, tendangan, cacian, pengrusakan fasilitas sound system, kaca mobil, dll. Dengan begitu bentrokan tidak dapat terelakkan dan mengakibatkan orang yang berada di sekitar Monas ikut menjadi sasaran. Saat ini pihak kepolisian telah menangkap sekitar 54 orang, terkait dengan peristiwa tersebut.

Kemudian, wacana yang beredar adalah pembubaran FPI. Akan menjadi sangat ironis nantinya bila FPI dibubarkan padahal FPI mengakui Muhammad sebagai Nabi terkhir. Terkait dengan peristiwa ini pemerintah untuk sementara hanya memberikan peringatan kepada aliran Amadiyah. Sedangkan SKB tentang kesesatan Ahmadiyah, sampai saat ini belum keluar juga. Padahal Ahmadiyah mengakui ada Nabi setelah Muhammad, yaitu si Mirza Ghulam Ahmad dan ini jelas ajaran yang sesat dan menyesatkan serta telah menyimpang jauh dari ajaran Islam. Dengan adanya kasus ini diharapkan agar pemerintah bertindak tegas dan segera mengeluarkan SKB, jadi masalah ini pun menjadi jelas.

TeoriDalam membahas permaslahan diatas, saya menggunakan teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald L. Shaw. Teori ini muncul sekitar tahun 1973 dengan publikasi pertamnya berjudul “The Agenda Setting Function of The Mass Media” Public Opinion Quarterly No. 37. (Nurudin, 2007, hal. 195)

Secara singkat teori penyusunan agenda ini mengatakan media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil membaritahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya.

Menurut asumsi teori ini media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Kita dapat mengatakan bahwa tidak ada peristiwa penting dapat terjadi tanpa liputan media massa. Jika memang media tidak meliputinya, hal itu berarti tidak penting. Sebenarnya, media mengarahkan kita untuk memusatkan perhatian pada subjek tertentu yang diberitakan media. Ini artinya, media massa menentukan agenda kita.

Perumusan Masalah

  1. Bagaimana pemberitaan media massa tentang kasus pembubaran Ahmadiyah?